1.
Teori Ekonomi Politik Klasik
Teori ekonomi politik sangat anti dengan campur tangan
pemerintah pandangan ini sangat berbeda dengan pandanga pada masa merkantalisme
yaitru yang percaya bahwa negarwan sebagai layaknya seorang bapak yang lebih
baik di suatu rumah tangga yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan seluruh
anggota masyarakat dan dan
mengatur ketenaga kerjaan. Adam Smith yang merupakan seorng tokoh kaum klasik, mendoktrin bahwa merkantalis dinilai terlalu peternalis, yang
dimana Adam Smith percaya bahwa campur tangan yang terlalu banyak oleh
pemerintah justru bisa menyebabkan perekonomian mengalami distorsi yang
ujung-ujungnya hanya akan menimbulkan terjadinya inefiensi. Karena campur
tangan pemerintah lebih sering mengganggu jalannya perekonomian.
2.
Ruang Lingkup dan Prinsip Prinsip
Ekonomi Politik Klasik.
a.
Ruang Lingkup ekonomi politik
klasik
Adam Smith dengan landasan
kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah mengritik pemikiran ekonomi
sebelumnya yang tidak sesuai dengan landasan itu. Landasan itu dengan jelas
dipengaruhi oleh John Locke dan juga pandangan kaum Fisiokrat. Kebebasan
individulah yang menjadi inti pengembangan kekayaan bangsa, dengan demikian
politik ekonomi Klasik tetap mempertahankan laissez faire. Pandangan-pandangan
para pemikir dalam aliran Klasik tidaklah homogen, masih terjadi perbedaan
pandangan terhadap perilaku variabel-variabel ekonomi yang mereka bahas.
Misalnya Smith lebih menekankan aspek kekayaan yang berlimpah, sedangkan
Malthus penuh kekuatiran pertambahan penduduk yang lebih cepat dan Ricardo
lebih tertarik kepada teori distribusi kekayaan sedangkan Mill telah mulai
berorientasi kepada pemikiran-pemikiran sosialis.
Anggapan klasik juga menyangkut
tentang mekanisme pasar adalah dimana para ahli ekonomi mengatakan bahwa pasar
akan tegak dan bekerja dengan baik apabila tidak ada campur tangan pemerintah
karena percaya bahwa campur tangan yang terlalu banyak oleh pemerintah justru
bisa menyebabkan perekonomian mengalami distorsi yang ujung-ujungnya hanya akan
menimbulkan terjadinya inefiensi. Karena campur tangan pemerintah lebih sering
mengganggu jalannya perekonomian.
Seperti pepatah mengatakan, tidak
ada gading yang tak retak, maka demikian jugalah yang dialami para pemikir
ekonomi Klasik. Berbagai kritik diajukan oleh ahli-ahli lainnya. Kritik itu
antara lain datang dari Lauderdale, Sismondi, List, Muller dan Marx, dan pemikir
ekonomi sosialis lainnya.
b.
Prinsip Prinsip ekonomi politik
klasik
Ekonomi politik
klasik dibangun dengan dua pokok pikiran yakni pasar dapat meregulasi sendiri (self-regulating
market) dan eksistensi teori nilai dan distribusi (value
and distribution). Premis self-regulating market merupakan
doktrin tentang ketangguhan pasar dalam mengorganisasi kegiatan/transaksi
ekonomi yang dipandu oleh sinyal harga dan perilaku mencari keuntungan. Prinsip
inilah yang mengantar pendekatan ini untuk meyakini adanya keunggulan bidang
ekonomi apabila direlasikan dengan bidang-bidang lainnya. Sedangkan teori nilai
dan distribusi berpendapat bahwa nilai suatu barang/ jasa diturunkan dari
sistem pembagian kerja. Disini harga suatu barang/jasa dihitung dari jumlah
(jam kerja) tenaga kerja yang digunakan.
Adapun Ruang lingkum ekonomi politik klasik menurut para tokoh yaitu
1) Menurut Adam Smith sebagai tokoh aliran klasik
menyatakan pendapatnya dalam bukunya yang
berjudul ”Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” yaitu:
”Pekerjaan yang dilakukan suatu bangsa adalah modal yang membiayai keperluan
hidup rakyat itu pada asal mulanya, dan dengan hasil-hasil pekerjaan tersebut
dapat dibeli keperluan-keperluan hidupnya dari luar negeri.” Kapasitas
produktif daripada kerja selalu bertambah dikarenakan adanya pembagian kerja
yang makin mendasar dan rapi.Pembagian pekerjaan menurut adam smith dapat dibagi
menjadi 2 yaitu yang pertama membagi pekerjaan menjadi sederhana sehingga semua
buruh dengan tingkat keahlian tertenrtu menjadi dapat melakukan pekerjaan dan
untuk yang kedua yaitu pembagian pekjerjaan bersusun yang membagi pekerjaan suatu
kegiatan produksi menjadi beberapa
bagian. Saat konsep pembaian pekerjaan
telah berkembang daan juga saat inmi telah banyak digunakan secara luas yang
hhampir keseluruh sektor industri memiliki keuntungan yaitu;
-
Setiap orang dapat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
bakatnya
-
Dapat meningkatkan pengetahuan didalam pekerjaan
tersebut sehingga lebih mantaap
-
Orang yang bersangkutan mengerjakan pekrjaan secara
berkelanjutan sehingga dapat menghindari kehilangan waktu, ini berarti semakin
efesien
Pemikiran mengenai nilai oleh
kaum klasik masih relevan dengan perkembangan dunia saat ini. Sebagai contohnya
di Indonesia yang memiliki masalah dalam penentuan harga jual beberapa BUMN
yang dianggap terlalu murah.Pandangan Adam Smith atas konsep nilai dibedakan
menjadi 2 yaitu nilai pemakaian dan nilai penukaran. Hal ini menimbulkan
paradok nilai, yaitu barang yang mempunyai nilai pemakaian (nilai guna_ yang
sangat tinggi, misalnya air dan udara, tetapi mempunyai nilai penukaran yang
sangat rendah. Malahan boleh dikatakan tidak mempunyai nilai penukaran.
Sedangkan di sisi lain barang yang nilai gunanya sedikit tetapi dapat memiliki
nilai penukaran yang tinggi, seperti berlian. Hal ini baru diselesaikan oleh
ajaran nilai subyektif.
2) menurut David Ricardo (1772-1823)
merupakan seoranng tokoh aliran klasik yang
mengaktakan bahwaa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai
kegunaan. Jadidapat dikatakan bqahwaa suatu barang dapat ditukar apanbila
barang tersebut adalah barang yang dapat digunakan. Barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh
orang.
Selanjutnya David Ricardo
(1772-1823) juga menjelaskan tentang perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau
barang yang dapat diperbanyak sesuai dengan kemauan
orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli.
Barang
yang sifatnya terbatas Yaitu barang yang nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai
dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli dan Sedangkan untuk barang
yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya
berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo (1772-1823)
mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja.
-
Perlu diperhatikan
adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidak terdidik, kualitas
kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak
memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi
jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang.
Dari situ maka Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan ”teori biaya
reproduksi.”
-
Kesulitan yang
terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi jasa
produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan
3.
Contoh Kebijakan Ekonomi Politik
Klasik
Contoh kebijakan ekonomi
poliki klasik salah satunya yaitu penentuan suku bungan oleh masing masing bank
baik bank swasta maupun negri dimana bank bebas menentuak sendiri suku bunganya
serta berapa persen bunga yang akan diberiakan kepada nasah yang karena suuku
bunga sendiri merupakan daya tari tersendiri, tetapi adanya margin atau batassan dari ban
indonesia sehingga suku bunga itu tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah
merupakan slah satu yang dapat dijjadikan contoh untuk kebujakan ekonomi
politik klasiik karena adan6ya turut campur pemerintah dalam masalah penentuan
suku bunga ini.
0 comments:
Post a Comment